Kamis, 22 Desember 2011

Askep gangguan pada cemas


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Sekarang ini banyak sekali permasalahan atau pun penyakit yang timbul karena di awali dengan kecemasan, mulai dari kecemasan tingkat rendah sampai kecemasan tingkat tinggi. Banyak orang-orang yang mendifinisikan tentang cemas, antara lain adalah Musfir Bin Said Az-Zahrani (2003) mendifinisikan “kecemasan adalah kondisi kejiwaan yang penuh dengan kekhawatiran dan ketakutan akan apa yang mungkin terjadi, baik berkaitan dengan permasalahan yang terbatas maupun hal-hal yang aneh”. Menurut Lazarus (1969) dalam Muhammad baitul alim (2011) “kecemasan adalah suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut”. Menurut Lynn S. Bicley (2009) ”Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan  kesehatan itu sendiri. Bagi sebagian pasien, kecemasan merupakan saringan terhadap semua persepsi dan reaksi mereka, bagi sebagian lainnya, kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya”.
Ada beberapa cara untuk menangani kecemasan, menurut Sylvia D. Elvira (2008 : 17) adalah sebagai berikut
 “Penanganan tentang masalah kecemasan bisa dilakukan dengan cara psikoterapi, suatu pengobatan yang diberikan dengan cara berupa terapi relaksasi yang bermanfaat meredakan secara relative, namun itu dapat dicapai bagi yang telah berlatih setiap hari. Prinsipnya adalah melatih  pernafasan (menarik pernafasan dalam dan lambat, lalu mengeluarkannya dengan lambat pula). Terapi kognitif perilaku dimana pasien diajak bersama-sama melakukan restrukturisasi kognitif, yaitu membentuk kembali pola perilaku dan pikiran yang irasional dan menggantinya dengan yang lebih rasional. Terapi psikoterapi dinamik dimana pasien diajak untuk lebih memahami diri dan kepribadiannya. Bukan untuk menghilangkan gejalanya saja”.
Kecemasan bisa terjadi karna berbagai hal, misalnya menurut Marilynn E. Doenges (1999 : 317) adalah sebagai berikut
“Diagnosa Medis : infeksi intracranial : meningitis, ensefalitis,abses otak.
Diagnosa keperawatan : Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman kematian / perubahan dalam status kesehatan, pemisahan dari sistem pendukung. Ditandai dengan peningkatan ketegangan/keputusasaan, ketakutan/ketidakpastian hasil, berfokus pada diri sendiri, stimulasi simpatis, gelisah”.
Berdasarkan permasalahan diatas menurut kami dari kelompok 1 memilih untuk mengambil judul tentang Asuhan Keperawatan pada gangguan cemas adalah kami ingin membantu pasien bagaimana cara mengatasi cemas, karena cemas itu bisa diatasi. Kecemasan merupakan suatu kondisi yang bisa saja dialami setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Cemas adalah suatu kondisi yang wajar namun apabila cemas itu berlangsung lama maka merupakan kondisi yang tidar wajar. Akibatnya seseorang tidak optimal lagi untuk menjalani aktivitas sehari-hari baik dalam fungsi social maupun pekerjaannya. Dengan mempelajari tanda dan gejala gangguan ini, diharapkan seseorang dapat mengantisipasi seandainya dikemudian hari mengalami kondisi cemas. Agar dapat secara lebih cepat mencari pertolongan medis dengan demikian fungsinya dalam kehidupan sehari-hari dapat pulih kembali.
B.     Tujuan
1.      Tujuan umum
a.       Memberikan penanganan terhadap gejala dan tanda-tanda cemas
2.      Tujuan khusus
a.       Diharapkan kepada perawat dapat melakukan pengkajian
b.      Diharapkan kepada perawat dapat melakukan diagnosa
c.       Diharapkan kepada perawat dapat melakukan rencana tindakan
d.      Diharapkan kepada perawat dapat menjalankan rencana tindakan yang telah di rencanakan
e.       Diharapkan kepada perawat dapat melakukan evaluasi.
                                                                                               


BAB II
PEMBAHASAN
A.    Kecemasan
Lazarus (1969) dalam Muhammad baitul alim (2011) mendifinisikan “Kecemasan adalah suatu respon dari pengalaman yang dirasa tidak menyenangkan dan di ikuti perasaan gelisah, khawatir, dan takut. Kecemasan merupakan aspek subjektif dari emosi seseorang karena melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya subjektif dan timbul karena menghadapi tegangan, ancaman kegagalan, perasaan tidak aman dan konflik dan biasanya individu tidak menyadari dengan jelas apa yang menyebabkan ia mengalami kecemasan”.
Menurut Lynn S.Bickley (2009)  “Kecemasan merupakan reaksi yang sering terjadi pada keadaan sakit, pengobatan, dan sistem perawatan  kesehatan itu sendiri. Bagi sebagian pasien, kecemasan merupakan saringan terhadap semua persepsi dan reaksi mereka, bagi sebagian lainnya, kecemasan dapat menjadi bagian dari sakit yang dideritanya”.
Pasien-pasien yang cemas mungkin duduk dengan gelisah dan memperhatikan jari-jari tangan atau pakaiannya. Mungkin sering menghela napas, menjilat bibir yang kering, mengeluarkan peluh yang berlebihan atau benar-benar tampak gemetaran.
B.     Tanda dan Gejala kecemasan
Timbul secara mendadak, dalam bentuk berdebar-debar misalnya jantung dan nadi menjadi lebih cepat berdetaknya, nyeri pada dada, pusing, keringat yang berlebihan, pernafasan menjadi lebih cepat dan pendek, rasa seperti tercekik. Gejala lainnya takut kehilangan kendali dan takut pada kematian (Sylvia D. Elvira 2008 : 7)
C.    Penyebab kecemasan
Menurut Sylvia D. Elvira (2008 : 11) adalah sebagai berikut
“Ada beberapa faktor penyebab gangguan cemas yaitu faktor oerganibiologi, faktor psikoedukatif. Faktor organobiologo adalah terdapat ketidakseimbangan zat kimia dalam otak yang disebut neurotransmitter disebabkan karena kurangnya oksigen. Faktor psikoedukatif adalah faktor-faktor psikologi yang berpengaruh terhadap perkembangan kepribadian seseorang, baik hal yang menyenangkan, menentramkan, menyedihkan”.



D.    Mengatasi Kecemasan
Melihat berbagai macam jenis kecemasan dan penyebabnya menimbulkan perasaan cemas tersendiri, apakah kecemasan dapat diatasi ? Ternyata dapat, yakni:
1.      Mengembangkan Kepercayaan Diri. Tuhan di waktu menciptakan manusia, Ia berfirman bahwa kita diciptakan mempunyai kemampuan ilahi yang diberikan-Nya kepada kita. Itulah yang boleh kita sebut sebagai potensi diri manusia.
2.      Meninggalkan Hal yang Duniawi, kecemasan karena kebutuhan yang biasanya menyita hidup.
3.      Mempercayakan Diri kepada Allah. Hal terpenting dalam menghadapi kecemasan adalah mempercayakan diri kepada Allah. Memang, seseorang dapat percaya kepada Allah setelah ia mengalami bagaimana Allah bekerja dalam hidupnya. Oleh karena itu, kepercayaan merupakan proses yang mungkin membutuhkan waktu yang tidak pendek. Tapi,satu hal yang mutlak adalah mengenal Allah dengan benar.

E.     Pembagiam Kecemasan
Menurut James P.Chaplin (2002 : 32) Kecemasan (Anxiety) terbagi 7 macam, yaitu :
1.      Anxiety equivalent adalah suatu reaksi simpatetik yang kuat, seperti detak    jantung   yang cepat menggantikan kecemasan yang tidak disadari.
2.      Anxiety fixation adalah mempertahakan atau memindahkan reaksi kecemasan masa atau tingkat lebih dini dari perkembangan ke taraf yang lebih  lanjut.
3.      Anxiety hysteria adalah neurosa dengan karakteristik ketakutan gejala konversia (pengubahan, penukaran) atau dengan perwujudan konflik berupa gangguan penyakit somatis.
4.      Anxiety neurosa adalah ketakutan yang tidak bias diidentifikasikan dengan suatu sebab khusus, dan dalam banyak peristiwa merembes ke wilayah terutama kehidupan seseorang.
5.      Anxiety objek adalah penggantian atau pemindahan ketakutan pada suatu objek yang mewakili pribadi yang dahulunya menyebabkan timbulnya rasa ketakutan tersebut.
6.      Anxiety reaction adalah pola reaksi yang kompleks ditandai oleh perasaan-perasaan kecemasan yang kuat dan disertai gejala somatic, seperti berdebarnya jantung, rasa tercekik, sesak didada, gemetaran, pingsan.
7.      Anxiety tolerance adalah tingkat kecemasan yang masih dapat ditanggung seseorang tanpa menimbulkan gangguan psikologis serius atau tanpa mengakibatkan ketidakmampuan menyesuaikan diri.

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A.    Pengkajian
Pengkajian dituju pada fungsi fisiologi dan perubahab prilaku melalui gejala atau mekanisme koping sebagai pertahanan terhadap kecemasan. Kaji faktor predisposisi, faktor predisposisi adalah  semua ketegangan dalam kehidupan yang menyebabkan timbulnya kecemasan seperti :
1.      Peristiwa traumatik yang dapat memicu terjadinya kecemasan   dengan krisis yang dialami individu baik krisis perkembangan atau situasional.
2.      Konflik emosional yang dialami individu dan tidak dapat terselesaikan dengan baik.
3.      Konsep diri terganggu akan menimbulkan ketidakmampuan individu berpikir secara realita sehinggan menimbulkan kecemasan.
4.      Frustasi akan menimbulkan rasa ketidakberdayaan untuk mengambil keputusan yang berdampak terhadap ego.
5.      Gangguan fisik akan menimbulkan kecemasan karena merupakan ancaman terhadap integritas fisik yang dapat mempengaruhi konsep diri individual. Pola mekanisme koping keluarga atau pola keluarga menangani stres akan mempengaruhi individu dalam respon terhadap konflik yang dialami karena pola mekanisme koping individu banyak dipelajari dalam keluarga.
6.      Riwayat angguan cemas dalam keluarga akan mempengaruhi respon individu dalam respon terhadap konflik dan mengatasi kecemasan.
B.     Diagnosa Keperawatan
No
Sign/symptom
Etiologi
Diagnosa
1
·        peningkatan ketegangan/keputusasaan, ketakutan/ketidakpastian hasil,
·        berfokus pada diri sendiri,
·        stimulasi simpatis, gelisah.
krisis situasi, ancaman kematian / perubahan dalam status kesehatan, pemisahan dari sistem pendukung
Ansietas

C.    Perencanaan
1.      Bantu klien berfokus pada pernafasan lambat dan melatihnya pernapasan secara ritmik.
2.      Bantu klien mempertahankan kebiasaan makan teratur dan seimbang.
3.      Identifikasi gejala awal dan ajarkan klien melakukan prilaku distraksi seperti : berbiacara kepada orang lain, dan melibatkannya dalam melakukan aktifikasi fisik.
4.      Bantu klien melakukan bicara pada diri sendiri positif yang direncanakan sebelumnya dan telah terlatih.
5.      Libatkan klien dalam mempelajari cara mengurangi stressor dan situasi yang menimbulkan ansietas.
D.    Intervensi / Tindakan
1.      Perawat mengajarkan dan membantu klien agar bisa melakukan pernafasan lambat dan secara ritmik .
2.      Perawat selalu mengingangatkan dan memberi makan klien secara teratur.
3.      Pearawat mengajak klien saling berkomunikasi dan mengajarkan pasien berolahraga agar lebih rileks.
4.      Perawat memberikan motivasi kepada klien.
5.      Perawat menjelaskan kepada klien cara mengurangi stressor dan situasi yang dapat menyebabkan cemas.
E.     Evaluasi
Evaluasi terhadap kecemasan dapat di lihat dari pasien yang selalu khawatir dengan kematian. Kecemasan itu pula dapat diartikan sebagai reaksi yang timbul karena ancaman yang tidak menentu. Pencegahan dari kecemasan itu dapat dilakukan dengan cara perawat memberikan dorongan kepada pasien untuk mengembangkan kepercayaan diri, serta sering mendekatkan diri kepada Allah.





DAFTAR PUSTAKA
Az-Zahrani, Musfir Bin Said. (2005). Konseling Terapi. Jakarta : Gema Insani Press.
Bickley, Lynn S. (2009). Buku Ajar Pemeriksaan Fisik & Riwayat Kesehatan Bates. Jakarta : EGC
Chaplin, James P. (2002) Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada 
Elvira, Sylvia D.(2008) Gangguan Panic. Jakarta : Balai Penerbit FKUI
Doenges, Marilynn E. (1999) Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC
Susabda, Yakub B. tanpa tahun. Pastoral Konseling. Malang : Penerbit Gandum Mas
Baitul Alim, Muhammad. (2011). Definisi Kecemasan, Apa itu Kecemasan ?. http://www.psikologizone.com/definisi-kecemasan-apa-itu-kecemasan/065111040. Dipeeroleh pada tanggal 12 Desember 2011. Pukul 12.30 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar